TEKNIK ANALISIS POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN TERNAK RUMINANSIA

Disampaikan pada Kursus Singkat Penanganan Limbah Organik untuk Mendukung Industri Peternakan. Kerjasama Fakultas Peternakan UNHAS dan Ditjen Pendidikan Tinggii Depdiknas. Makassar, 28 Agustus s/d 9 September 2006

Analisis karakteristik ternak ruminansia
Analisis karakteristik ternak ruminansia meliputi laju pertumbuhan populasi, pemotongan dan produksi daging ternak ruminansia, serta karakteristik ternak ruminansia meliputi jumlah dan struktur populasi berdasarkan satuan ternak, tingkat kepadatan ternak, dan keunggulan komparatif ternak ruminansia.

Untuk melakukan analisis karakteristik ternak ruminansia digunakan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yang meliputi data statistik tentang gambaran umum wilayah, sumberdaya manusia (penduduk), potensi lahan dan penggunaannya, serta sumberdaya tanaman pangan dan peternakan. Data pendukung lainnya berupa laporan studi atau kajian dan berbagai sumber pustaka
a. Keragaan Ternak Ruminansia
Untuk mengetahui peranan ternak ruminansia dalam pembangunan peternakan di suatu wilayah, dilakukan analisis keragaan ternak ruminansia dalam kurun waktu tertentu, dengan menghitung laju pertumbuhan yaitu jumlah populasi ternak, jumlah pemotongan ternak, dan produksi ternak (daging) masing-masing ternak ruminansia. Laju pertumbuhan dihitung menurut rumus Riethmuller (1999).
b. Jumlah Populasi dan Satuan Ternak
Untuk perhitungan jumlah populasi ternak ruminansia berdasarkan umur ternak digunakan nilai konversi (persentase) dari ternak anak, muda dan dewasa terhadap populasi masing-masing ternak ruminansia yaitu sapi, kerbau, kambing dan domba. Untuk menghitung jumlah satuan ternak (ST) ruminansia untuk setiap jenis ternak, dihitung populasi ternak berdasarkan struktur populasi (ekor) dikalikan dengan nilai standar satuan ternak.
c. Kepadatan Ternak
Kepadatan ternak dibedakan dalam tiga tipe kepadatan yaitu kepadatan ekonomi, kepadatan usaha tani dan kepadatan wilayah (Ditjen Peternakan dan Balitnak 1995).

Analisis Produksi Limbah Tanaman Pangan
Analisis produksi limbah tanaman pangan adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui jumlah produksi limbah tanaman pangan di suatu wilayah ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasnya, serta daya dukung limbah tanaman pangan sebagai sumber pakan ternak ruminansia.

a. Survei Produksi dan Kualitas Limbah Tanaman Pangan
Untuk mengetahui produksi limbah tanaman pangan dilakukan survei pada setiap komoditi tanaman pangan. Produksi limbah tanaman pangan diketahui dengan menggunakan cuplikan (ubinan) untuk setiap komoditi tanaman pangan yaitu padi, jagung, kacang tanah, kacang kedelai, ubi jalar, ubi kayu, kacang hijau yang sedang panen atau siap panen. Menurut Chinh dan Viet Ly (2001), pengambilan cuplikan untuk mengetahui produksi limbah tanaman pangan menggunakan cuplikan (ubinan) dengan ukuran 5 x 5 meter (25m2) dengan dua ulangan.
Setiap komoditi tanaman pangan (padi, jagung, kacang tanah, kacang kedelai, ubi jalar, ubi kayu, kacang hijau) yang dilakukan pengubinan, limbahnya dikumpulkan dan ditimbang bobot segarnya sehingga diketahui produksi masing-masing limbah tanaman pangan (kg/25m2). Selanjutnya diambil sampel dalam keadaan segar dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC, lalu ditimbang untuk mengetahui bobot kering. Perbedaan bobot kering dan segar sampel sebagai persentase bobot air. Sampel kering udara digiling untuk analisa kimia untuk mengetahui kualitas limbah tanaman pangan.
Untuk mengetahui kualitas masing-masing limbah tanaman pangan, dilakukan analisis proksimat meliputi bahan kering, serat kasar, lemak kasar, protein kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen dan abu. Prosedur analisis dilakukan berdasarkan AOAC (1990). Untuk lebih lengkapnya dapat pula dilakukan analisis terhadap parameter kualitas yang lain.
Data hasil survei produksi dan kualitas limbah tanaman pangan dan analisis kualitas limbah tanaman pangan dianalisis secara statistik deskriptif dengan tabulasi data, konversi data, dan rataan data
b. Menghitung Produksi Limbah Tanaman Pangan
Produksi limbah tanaman pangan dihitung berdasarkan produksi segar, produksi kering, produksi bahan kering (BK), produksi protein kasar (PK), dan produksi total digestible nutrient (TDN). TDN dihitung menggunakan persamaan sumatif Harris et al. (1972) berdasarkan kandungan proksimat masing-masing limbah tanaman pangan, dengan rumus sebagai berikut.

% TDN = 92.464-3.338(SK)-6.945(LK)-0.726(BETN)+1.115(PK)
+0.031(SK)2-0.133(LK)2+0.036(SK)(BETN)+0.207(LK)
(BETN)+0.100(LK)(PK)-0.022(LK)2(PK)

Keterangan :
SK (serat kasar), LK (lemak kasar), BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen), PK (protein kasar)

Berdasarkan data luas areal panen (ha) di suatu wilayah pada tahun tertentu, dilakukan perhitungan produksi masing-masing limbah tanaman pangan (Syamsu, 2006) sebagai berikut.

Total produksi segar = produksi segar (ton/ha) x luas areal panen (ha)
Total produksi kering = produksi kering (ton/ha) x luas areal panen (ha)
Total produksi BK = produksi bahan kering (ton/ha) x luas areal panen(ha)
Total produksi PK = total produksi BK x kandungan PK (%)
Total produksi TDN = total produksi BK x kandungan TDN (%)
c.Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKPP) Limbah Tanaman Pangan
Indeks konsentrasi produksi pakan limbah tanaman pangan memberikan gambaran tentang konsentrasi produksi masing-masing limbah tanaman pangan berdasarkan produksi bahan kering di setiap wilayah. IKPP dihitung beradasarkan Syamsu (2006) : IKPP = Produksi Limbah Tanaman Pangan Kabupaten/Rata-rata Produksi Limbah Tanaman Pangan Propinsi
IKPP tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah
Analisis Daya Dukung Limbah Tanaman Pangan sebagai Sumber Pakan Ternak Ruminansia
a. Daya Dukung Limbah Tanaman Pangan
Daya dukung limbah tanaman pangan adalah kemampuan suatu wilayah menghasilkan pakan berupa limbah tanaman pangan tanpa melalui pengolahan, dan dapat menyediakan pakan untuk menampung sejumlah populasi ternak ruminansia. Dalam menghitung daya dukung limbah tanaman pangan digunakan beberapa asumsi kebutuhan pakan ternak ruminansia. Asumsi yang digunakan yaitu bahwa satu satuan ternak (1 ST) ternak ruminansia rata-rata membutuhkan bahan kering (BK) adalah 6.25 kg/hari (NRC 1984), kebutuhan protein kasar adalah 0.66 kg/hari dan kebutuhan total digestible nutrient (TDN) adalah 4.3 kg/hari (Ditjen Peternakan dan Fapet UGM 1982).
Daya dukung limbah tanaman pangan (DDLTP) dihitung dengan menggunakan rumus (Syamsu, 2006)
b. Indeks Daya Dukung Pakan (IDDP) Limbah Tanaman Pangan
Indeks daya dukung pakan adalah nisbah antara jumlah pakan limbah tanaman pangan yang tersedia (ST) dengan jumlah populasi ternak ruminasia (ST) yang ada disuatu wilayah. Berdasarkan nilai rata-rata IDDP dan standar deviasi (SD) maka wilayah dapat dikelompokkan berdasarkan tiga kategori indeks yaitu kategori daya dukung rendah, sedang dan tinggi.
Dasar penentuan ketegori adalah sebagai berikut (Syamsu, 2006)
Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR)
Nilai kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia di suatu wilayah (kecamatan/kabupaten) dihitung sebagai selisih antara daya dukung pakan limbah tanaman pangan dengan jumlah ternak ruminansia yang ada. Nilai persentase KPPTR dihitung dengan rumus (Syamsu, 2006)